Kelas : 1IA09
NPM : 51410723
Tugas IBD pertemuan ke-3
deadline rabu, 9 Maret 2011
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita
berasal dari bahasa sansakerta yang artinya menahan atau menanggu. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan
bisa dapat dari lahir batin. Intensitas penderitaan bertingakat-tingkat, ada
yang berat maupun yang ringan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, yang
dapat risiko hidup. Tuhan memberikan manusia sebuah kesenangan atau kebahagian
kepada umatnya, tetapi juga dapat memberikan penderitaan yang terkkadang
manusia sadar. Banyak berbagai kasus penderitaan terhadap dalam kehidupan.
Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam kehidupannya? Manusia dapat
menyembuhkan penderitaannya dengan cara menyelesaikan soal-soal psikis yang
dihadapinya.
Siksaan
dapat diartikan
sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau
rohani. Seseorang dapat mengalami siksaan, yang dapat menimbulkan penderitaan.
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari yang sering banyak
terjadi. Contohnya: terjadi pembunuhan, perkosaan, perampokan, dan lain-lain.
3 Siksaan yang Bersifat Psikis:
- Kebimbangan, terjadi pada saat
seseorang tidak dapat menentukan pilihan yang ia ambil atau tidak bias
mengambil keputusan.
- Kesepian, merupakan perasaan sepi,
sendiri, meskipun berada di tempat yang ramai.
- Ketakutan, adalah reaksi emosional terhadap budaya.
Studi Kasus
Berita dari Antara:
SEJUMLAH SUAMI LAPORKAN ISTRI KARENA
TERSIKSA PSIKIS
Malang, 18/10 (ANTARA) – Tiga orang
suami warga Kabupaten Malang, Jawa Timur, melaporkan istrinya masing-masing ke
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Pemkab setempat,
karena mengalami siksaan psikis.
Kepala KPPA Kabupaten Malang Dra.
Kamti Astuti, Sabtu, mengatakan, ketiga suami yang melaporkan istrinya ke KPPPA
itu rata-rata mengalami siksaan psikis seperti berkurangnya rasa hormat sang
istri dan tidak mau melayani kebutuhan biologis suami.
Menurut Kamti, siksaan psikis yang dialami
ketiga pria itu juga masuk kategori Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), hanya
saja biasanya KDRT itu dialami perempuan sekarang yang mengalami laki-laki
(suami). Berdasarkan pengakuan ketiga pria tersebut, katanya, istri mereka
berubah perilakunya secara drastis setelah pernikahan padahal ketika masih pada
masa pacaran para perempuan itu bersikap baik dan manis.
“Kami sudah mempertemukan kedua
belah pihak dan hasilnya memang terjadi dan terbukti sesuai laporan ketiga pria
yang berstatus suami itu. Kasus ini sudah kami selesaikan secara musyawarah,”
kata Kamti.
Menyinggung kasus yang ditangani
Ruang Pengaduan dan Konsultasi (RPK) KPPPA Pemkab Malang, Kamti mengatakan,
selama kurun waktu 2008 (data hingga September) pengaduan dari masyarakat
sebanyak 101 kasus (pengaduan) termasuk tiga kasus KDRT yang dialami ketiga
suami tersebut. Dari 101 pengaduan yang diterima dari berbagai pihak itu, 80
persen diantaranya tengah ditangani dan sebagian besar sudah tuntas baik
penyelesaian melalui jalan musyawarah maupun melalui proses persidangan di
Pengadilan Negeri (PN). Ia mengatakan, penanganan kasus di RPK KPPPA juga
melibatkan berbagai pihak termasuk psikolog, advocad, dokter dan kepolisian.
“KPPPA membuka pintu lebar-lebar
bagi pasangan suami-istri yang menndapat perlakuan tidak menyenangkan baik
kekerasan fisik maupun psikis untuk melapor. Kami siap membantu,” katanya
menambahkan.
Pada tahun 2007, KPPPA Pemkab Malang
telah menangani sekitar 120 pengaduan kasus KDRT dan Perdagangan Perempuan
(trafficking).
Kekalutan Mental
Secara sederhana kekalutan mental
adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan
yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang
wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah
- nampak pada jasmani yang sering
merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri pada lambung
- nampak pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Gejala-Gejala timbulnya kekalutan mental adalah sebagai berikut :
- kepribadian yang lemah akibat
kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
- terjadi konflik sosial budaya
- Cara pematangan batin salah dengan
memberi reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Ketakutan mental yang dialami
seseorang dapat mendorong ke arah positif maupun negatif. Positif seperti
trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap survive
dalam hidup. Sedangkan yang berdampak negatif yaitu trauma yang dialami
seseorang diperlarut sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu
tekanan batin akibat ketidaktercapaian apa yang diinginkan. Tahap Bentuk frustasi antara lain :
- Agresi berupa kemarahan yang
melupa luap akibat emosi yang tak terkendali secara fisik.
- Regresi adalah kembali pada pola
perilaku yang primitive atau kekanak – kanakan
- Fikasi adalah peletakan pembatasan
pada suatu pola yang sama (tetap) misalnya membisu
- Proyeksi merupakan usaha atau
memproyeksikan kelemahan dan sikap – sikap sendiri yang negative kepada
orang lain.
- Identifikasi adalah menyamakan
diri sendiri dengan seseorang yang sudah sukses salam imaginasinya.
- Narsisme adalah self love
berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya superior daripada
orang lain.
- Autisme adalah menutup diri secara total dari dunia riil, dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat sinting.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai
berikut:
a. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan dirinya lagi, misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang desa yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial over acting sebagai overcompensatie.
a. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan dirinya lagi, misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang desa yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b. Negatif : trauma yang dialami diperlannkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Beberapa Bentuk frustasi antara lain
:
1)
agresi berupa kemarahan yang
meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah
terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat
membahayakan orang sekitamya.
2) regresi adalah kembali pada pola reaksi yang
primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan
menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raunganemecah barang-barang.
3) fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada
satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri,
membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4) proyeksi merupakan usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain,
kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
5) identifikasi adalah menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang
bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan
dengan pengusaha kaya yang sukses.
6) narsisme adalah self love yang berlebihan,
sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7) autisme adalah gejala menutup diri secara total
dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, is puas dengan
fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting. Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam
lingkungan seperti :
1) kota-kota besar yang banyak memberi
tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu
keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang
lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
2) anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam
mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya
kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering
mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang
teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3) wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu
masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan
perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih
lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme
(penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
4) orang yang tidak beragama tidak memiliki
keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat
pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian
ini mudah sekali mengalami penderitaan.
5) orang yang terlalu mengejar materi seperti
pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan
kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak
Opini
Mungkin, mereka adalah kaum materialis
dan mengabaikan masalan spiritual yang justru membuat seseorang pasrah pada
saat-saat tertentu. Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh
manusia memang merupakan beban berat, sehingga didunia ini benar-benar menimpakan
neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama
menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati daripada hidup,
dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang
dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa,
lalu mengambil jalan "pintas" dengan bunuh diri. Kekalutan jiwa sebenernya bisa disembuhkan dari lingkungan keluarganya sendiri. Kenapa demikian? karena keluarga adalah sosok yang bisa membagkitkan pikiran kita dari gangguan kekalutan mental tersebut. kalau tidak cepat-cepat bertindak, maka syaraf otak akan rusak dan tekanan darah menjadi tidak stabil.
Sumber :
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab6-manusia_dan_penderitaan.pdf
http://trimaaja.blogspot.com/
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/121856
Tidak ada komentar:
Posting Komentar