Jumat, 11 Maret 2011

Bab 4 Manusia dan Keindahan


Nama      : Debby Ayu Permata Sari
Kelas       : 1IA09
NPM        : 51410723
deadline, rabu 16 maret 2011, 15.30



Manusia dan Keindahan

Keindahan


Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, cantik, elok dan molek.Keindahan identik dengan kebenaran segala yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan yang bersipat universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu. Ia bersifat menyeluruh, dan segala sesuatu yang yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala 
anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata“belum”Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris menjadi kata “beatiful”,Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol”beloo” Dalam arti luas meliputi kindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang di serapnnya. Sedangkan dalam arti terbatas kindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna. Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersipat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Orang menciptakan itu pada dasarnya mencontoh keindahan yang di anugrahkan Tuhan pada umatnya. Namun demikian orang yang mencontoh keindahan alam belum tentu menghasilkan keindahan. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Daya tidak pernah ada  dan tidak akan bertambah sifat indah itu adalah universal, tidak terkait dengan selera  seseorang waktu dan tempat dimanapun kapanpun mempunyai sipat yang sama dalam menghadapi sesuatu yang indah, yaitu sukap yang simpati dan empati.


keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan berkomunikasi. Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beuty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
a. keindahan dalam arti luas
b. keindahan dalam arti estetis murni
c. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adapt kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Nilai estetik.
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti ketakbenarannya. Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, yaitu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri. Sebagai contoh : Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai instrinsik. Tarian damarwulan Minakjonggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.



Apa sebab manusia menciptakan keindahan ? 
1.  Tata nilai yang telah usang 
2. Kemerosotan zaman 
3. Penderitaan Manusia 
4. Keagungan Tuhan 


Renungan 
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau 
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah  hasil merenung. 
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain :  teori 
pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.

Pengungkapan. 
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah 
suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan 
apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh 
teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952)
Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan)
expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif
yang diperoleh melalui penghayatan  tentagn hal-hal individual yang 
menghasilkan gambaran angan-angan  (images). Dengan demikian 
pengungkapan itu berwujud  pelbagai gambaran angan-angan seperti misalnya
images warna, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti
menciptakan seni dalam dirinya tanpa  perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. 
Pengalamam estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran 
angan-angan. Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa 
kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn 
seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan 
perantaraan berbagai gerak, garis, warna,  suara dan bentuk yang diungkapkan 
dalam kata-kata memindahkan perasaan  itu sehingga orang-orang mengalami 
perasaan yang sama. 


Teori Metafisik 
Teori seni yang bercotak metafisik  merupakan salah satu contoh teori yang 
tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas
estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato 
mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan 
metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi 
sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang 
merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat 
manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi.


Teori Psikologis

 Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori  seni dari sudut
hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan 
metode-metode psikologis. Misalnya  berdasarkan psikoanalisa dikemukakan 
bahwa proses penciptaan seni adalah  pemenuhan keinginan-keinginan bawah 
sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk
terselubung atau diperhalus yang wujudkan  keluar dari keinginan-keinginan itu.
Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller 
(1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 –  1903 ) menurut Schiller, asal seni 
adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri 
seseorang. Seni merupakan semacam  permainan menyeimbangkan segenap 
kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi 
yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory)
memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.


Opini:
menurut saya keindahan itu adalah keindahan itu ada yang bisa dinikmati dan tidak bisa dinikmati. keindahan baru bisa dinikmati dengan hasil suatu karya kita sendiri atau orang lain.  kita harus menjaga keindahan tersebut, karena keindahan adalah cantik/ elok. tetapi manusia sering kali tidak menikmati keindahan,contohnya keindahan alam, keindahan tubuh. kiendahan alam,contohnya: merusak pepohonan yang ada, mencoret-coret tembok,dll. keindahan tubuh sering kali juga manusia tidak menganugrahkannya,contohnya:  memakai obat-obatan narkotika yang bisa merusak tubuh mereka sendiri.. 

sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar