Cinta
dan sahabat, dua kata itu yang tidak pernah aku mengerti. Tapi, kadang bisa
sangat berarti di zaman kini, namun hal itu bisa membuat luka yang
mendalam. Aku adalah orang yang berada di tengah-tengah antara cinta dana
sahabat. Aku yang merindukan hadirnya seorang kekasih di kehidupanku, dengan
hangatnya seorang sahabatku yang bernama elsi,nabila,barra,indah,erna,
andi.
Tiga
minggu di awal semester 2, aku yang duduk di bangku kuliah tingkat 1, dengan
banyak kegiatan dan tugas menumpuk kulalui tanpa harus mengenal cinta , yang
bisa membuatkan lengah tak berdaya. Dalam pertemuan sesingkat itu, bikin aku
melupakan sesuatu, aku yang terlarut dalam perasaan terhadap barra, jatuh cinta
kepada orang yang salah yang tak pernah menyimpan rasa kepadaku. Aku tak pernah
menyalahkan dia, untuk mencintaiku.
Ini
terlalu naïfku bila kau harus menyesal karena bisa mengenal sosok dia.
Dia dapat merasakan hal yang terindah, walaupun hanya sekejap saja. Aku pun
tidak menyadarinya barra ternyata menyimpan rasa kepada sahabatku nabilla. Aku
yang merasakan perihnya hati ini, bila tahu, kalo dia menyukai sahabatku
sendiri. nabillah adalah sahabatku yang paling aku bisa percaya,karena dia yang
selalu ada buatku.
Seharusnya
aku tak pernah hadir diantara barra dan nabilla. Bila, yang aku rasain itu
sakit. Andai saja saja dari awal aku menyadarinya dan lebih mengerti mereka.,
andai saja aku tak jatuh hati pada barra, barra dana barra. Orang yang aku sayangi
dan selalu ada dalam pikiranku dan hatiku ini yang lebih terasa sakit dan
perih, tidak ada gunanya aku bertahan memendam cintaku. nabilla dapat
mengisi hari-harimu. Dan aku disini yang tulus menyanyangimu dari hatiku yang
paling dalam hanya kekecewaan yang aku rasakan. Aku selalu berusaha untuk
menjalani hari-hariku, dan aku selalu berusaha untuk tersenyum agar dia bisa
bahagia bersama nabilla. Walaupun dia sudah membuat hatiku perih dan terluka.
Hari
ini aku masih bertahan hingga kau mengerti bahwa aku yang benar-benar mecintai
kamu. Saat ini aku masih menyanyangimu, tapi aku tidak sanggup kalau kamu yang
menyakiti ku. Sebuah pertemuan dari perkenalanku dengannya melalui situs
jejaring social. Perkenalan yang teramat singkat, dan aku merasakan beberapa
bulang mengenalnya dapat menimbulkan benih-benih cinta kepadanya. Barra
telah hadir di kehidupanku dan mengisi hari-hariku yang bisa membuat aku
bahagia, hingga semua itu hanya bahagia sesaat. Hidupku yang menjadi
cerah hingga sekarang menjadi redup.
Siang
hari aku dan barra telah sepakat untuk memadu kasih dan menggapai cita-cita
kita berdua. Sebelumnya aku belum pernah marasakan sebuah kebahagian seperti
ini bersamanya, dan aku sangat beruntung bisa di cintai oleh orang yang kita
sanyangi. Hari demi hari,detik demi detik kita lalui bersama, alan begitu indah
dan sempurna dimataku yang bisa membuatku melupakan akan segalany bila bersama
dia. Namun apa yang kuharapkan semuanya sirna, kenyataan yang tak sesuai dengan
yang aku harapkan saat ini.
Minggu
ketiga hubunganku dengan dia mulai goyah. Barra mulai sedikit berubah
terhadapku. Barra yang aku kenal sekarang berubah bukan barra yang aku kenal
dulu. Sifat barra yang sekarang berubah sifat manis dia sudah hilang,
setiap tutur kata kepadaku manis, dan sekarang menjadi pahit. Aku sempat
berfikir, apa salahku kepadanya hingga dia berubah sifatnya kepadaku yang bisa
membuatku percaya dengannya? Aku tetap bertahan walau ini perih, barra mulai
memaki-makiku dengan kata-kata kasar, dan pada saat aku tidak berbuat salah
kepadanya dia tiba-tiba memukuli pipiku hingga terluka. Apa salahku padanya,
hingga dia bisa berbuat begitu kepadaku?
Tiga
bulan aku memadu kasih dengannya, hubungan ini berakhir begitu saja, hingga
alasan tak jelas. Satu-satunya sahabat yang bisa aku curahkan isi hatiku
tentang perbuatan barra. Ternyata wina sahabatku yang aku percaya, dia
tega menghianatikuu dengan merebut barra dari sisiku dan merenggut
kebahagiaanku dengannya. Persahabatan bertahun-tahun yang aku jalani
sudah tidak berarti lagi sekarang. Aku memutuskan tali persahabatan dengan
wina, egoiskah aku dengan sahabatku yang telah merbutnya dariku sekarang?
Saat
ini aku belum bisa berfikir jernih, aku merasa semakin bodoh, seharusnya aku
merelakan barra dan nabilla untuk bersama. Kebahagian barra hanya terdapat pada
nabilla !!! aku belum siap, apabila bila mereka bersama, apa aku takut
kehilangan kebahagian itu hilang? Aku hanya ingin disanyangi oleh orang yang
aku sayang, walaupun itu perih rasanya. Aku tidak ingin merasakan
sakit dan perih yang kedua kalinya. Akankah sakit ini akan hilang, bila bisa
melihat barra dan wina bersatu yang saling mencintai.
Hari-hariku
saat ini terasa sepi,dan aku berharap aku bisa memiliki seorang kekasih yang
bisa menyanyangiku,walaupun sekarang barra telah pergi dari kehidupanku, tapi
aku yakin aku akan selalu mencintainya hingga akhir hayat. Aku selalu
mengenangnya dari lubuk hatiku, karena dia pernah singgah di hatiku. Hanya
sahabatku nabilla, yang bisa membuat cintaku bisa berarti bersama kalian berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar