Kamis, 10 November 2011

cerpen : antara cinta dan sahabat


 Cinta dan Sahabat

Cinta dan sahabat, dua kata itu yang tidak pernah aku mengerti. Tapi, kadang bisa sangat berarti di zaman kini, namun hal itu bisa membuat luka yang mendalam. Aku adalah orang yang berada di tengah-tengah antara cinta dana sahabat. Aku yang merindukan hadirnya seorang kekasih di kehidupanku, dengan hangatnya seorang sahabatku yang bernama elsi,nabila,barra,indah,erna, andi. 
Tiga minggu di awal semester 2, aku yang duduk di bangku kuliah tingkat 1, dengan banyak kegiatan dan tugas menumpuk kulalui tanpa harus mengenal cinta , yang bisa membuatkan lengah tak berdaya. Dalam pertemuan sesingkat itu, bikin aku melupakan sesuatu, aku yang terlarut dalam perasaan terhadap barra, jatuh cinta kepada orang yang salah yang tak pernah menyimpan rasa kepadaku. Aku tak pernah menyalahkan dia, untuk mencintaiku.
Ini terlalu naïfku bila kau harus menyesal karena bisa mengenal sosok dia.  Dia dapat merasakan hal yang terindah, walaupun hanya sekejap saja. Aku pun tidak menyadarinya barra ternyata menyimpan rasa kepada sahabatku nabilla. Aku yang merasakan perihnya hati ini, bila tahu, kalo dia menyukai sahabatku sendiri. nabillah adalah sahabatku yang paling aku bisa percaya,karena dia yang selalu ada buatku.
Seharusnya aku tak pernah hadir diantara barra dan nabilla. Bila, yang aku rasain itu sakit. Andai saja saja dari awal aku menyadarinya dan lebih mengerti mereka., andai saja aku tak jatuh hati pada barra, barra dana barra. Orang yang aku sayangi dan selalu ada dalam pikiranku dan hatiku ini yang lebih terasa sakit dan perih, tidak ada gunanya aku bertahan memendam cintaku. nabilla  dapat mengisi hari-harimu. Dan aku disini yang tulus menyanyangimu dari hatiku yang paling dalam hanya kekecewaan yang aku rasakan.  Aku selalu berusaha untuk menjalani hari-hariku, dan aku selalu berusaha untuk tersenyum agar dia bisa bahagia bersama nabilla. Walaupun dia sudah membuat hatiku perih dan terluka.  
Hari ini aku masih bertahan hingga kau mengerti bahwa aku yang benar-benar mecintai kamu. Saat ini aku masih menyanyangimu, tapi aku tidak sanggup kalau kamu yang menyakiti ku. Sebuah pertemuan dari perkenalanku dengannya melalui situs jejaring social. Perkenalan yang teramat singkat, dan aku merasakan beberapa bulang mengenalnya dapat menimbulkan benih-benih cinta kepadanya.  Barra telah hadir di kehidupanku dan mengisi hari-hariku yang bisa membuat aku bahagia, hingga semua itu hanya bahagia sesaat.  Hidupku yang menjadi cerah hingga sekarang menjadi redup.
Siang hari aku dan barra telah sepakat untuk memadu kasih dan menggapai cita-cita kita berdua. Sebelumnya aku belum pernah marasakan sebuah kebahagian seperti ini bersamanya, dan aku sangat beruntung bisa di cintai oleh orang yang kita sanyangi. Hari demi hari,detik demi detik kita lalui bersama, alan begitu indah dan sempurna dimataku yang bisa membuatku melupakan akan segalany bila bersama dia. Namun apa yang kuharapkan semuanya sirna, kenyataan yang tak sesuai dengan yang aku harapkan saat ini. 
Minggu ketiga hubunganku dengan dia mulai goyah. Barra mulai sedikit berubah terhadapku. Barra yang aku kenal sekarang berubah bukan barra yang aku kenal dulu.  Sifat barra yang sekarang berubah sifat manis dia sudah hilang, setiap tutur kata kepadaku manis, dan sekarang menjadi pahit.  Aku sempat berfikir, apa salahku kepadanya hingga dia berubah sifatnya kepadaku yang bisa membuatku percaya dengannya? Aku tetap bertahan walau ini perih, barra mulai memaki-makiku dengan kata-kata kasar, dan pada saat aku tidak berbuat salah kepadanya dia tiba-tiba memukuli pipiku hingga terluka. Apa salahku padanya, hingga dia bisa berbuat begitu kepadaku?
Tiga bulan aku memadu kasih dengannya, hubungan ini berakhir begitu saja, hingga alasan tak jelas. Satu-satunya sahabat yang bisa aku curahkan isi hatiku tentang perbuatan barra.  Ternyata wina sahabatku yang aku percaya, dia tega menghianatikuu dengan merebut barra dari sisiku dan merenggut kebahagiaanku dengannya.  Persahabatan bertahun-tahun yang aku jalani sudah tidak berarti lagi sekarang. Aku memutuskan tali persahabatan dengan wina, egoiskah aku dengan sahabatku yang telah merbutnya dariku sekarang?
Saat ini aku belum bisa berfikir jernih, aku merasa semakin bodoh, seharusnya aku merelakan barra dan nabilla untuk bersama. Kebahagian barra hanya terdapat pada nabilla !!!  aku belum siap, apabila bila mereka bersama, apa aku takut kehilangan kebahagian itu hilang? Aku hanya ingin disanyangi oleh orang yang aku sayang, walaupun itu perih rasanya.  Aku tidak ingin  merasakan sakit dan perih yang kedua kalinya. Akankah sakit ini akan hilang, bila bisa melihat barra dan wina bersatu yang saling mencintai.
Hari-hariku saat ini terasa sepi,dan aku berharap aku bisa memiliki seorang kekasih yang bisa menyanyangiku,walaupun sekarang barra telah pergi dari kehidupanku, tapi aku yakin aku akan selalu mencintainya hingga akhir hayat. Aku selalu mengenangnya dari lubuk hatiku, karena dia pernah singgah di hatiku. Hanya sahabatku nabilla, yang bisa membuat cintaku bisa berarti bersama kalian berdua.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar