Tugas 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Permasalahan yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya” yang disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu social dasar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara tidak langsung telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami yakin tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, karya tulis ini tidak akan terwujud.
Selama proses pengumpulan data hingga akhirnya sampai pada penyusunan makalah, kami menyadari masih banyak kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun semangat kami harapkan agar kami bisa menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga apa yang kami tulis dapat bermanfaat bagi kita semua.
Depok, 19 November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………
1.2 Tujuan……………………………………………….…….
1.3 Pembahasan masalah…………………………………….............
1.1. Kondisi masyarakat mentawai pasca meletusnya gunung berapi
1.2.waspada dalam gunung berapi
1.1 Kesimpulan………………………………………………………
1.2 Saran………………………………………………………………
1.1 Latar Belakang
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor,banjir)dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, yang menyebabkan bencana itu ulah manusia sendiri,yang tidak bisa menjaga alam semseta ini. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka sendiri. Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan, terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus. Batuan yang berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Sebagai contoh letusan G. Krakatautahun 1883 dapat mengitari bumi berhari-hari, juga letusan G. Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
1.2 TUJUAN
1. Membentuk sikap positif terhadap hubungan social masyarakat dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta menganggungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
3. Meningkatkan kesadaran tentang terapan hubungan social masyarakat yang dapat bermanfaat serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
1.3 Pembahasan Masalah
PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
kondisi masyarakat mentawai pasca meletusnya gunung berapi
Pada hari, Selasa 26 Oktober 2010. Gunung itu mulai mengeluarkan awan panas mematikan,yang dinamakan ‘wedus gembel’, lalu beberapa sesaat kemudian, asap yang setinggi 1,5 kilometer melangit dari kawah gunung tersebut.
Dalam kondisi gelap gulita karena listrik mati, warga yang sedang panik berusaha menyelamatkan diri dan keluarganya. Teriakan dan perintah mengungsi beradu dengan suara sirine yang berpekik meraung. Tak semua warga selamat dari letuasan gunung merapai tsb, letusan Merapi banyak merenggut 35 jiwa, termasuk sang kuncen, yaitu Mbah Maridjan. Wedus gembel juga menerjang pohon, bangunan dan hewan ternak di daerah pemukiman. Kampung Mbah Maridjan di Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, porak poranda dikubur oleh abu panas. Dan abu tebal itu membuat segalanya nampak putih kecokelatan. Hampir saja,semua bangunan hancur, kecuali masjid kampung yang masih berdiri tegak meski tak lagi utuh seperti masjid awalnya.. ketika Letusan sudah usai, namun Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengingatkan agar semua pihak terutama masyarakat sekitar gunung Merapi Yogyakarta senantiasa siaga. Meski terlihat tenang. Ancaman Merapi masih mengintai. Kita tidak boleh lengah terhadap bencana yang kita hadapi, namun justru terjadi karena kita lengah, Soal Merapi, para pengamat gunung berapi memang berpacu dengan waktu. Proses menuju erupsi terhitung sangat cepat. Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat, perubahan status dari Normal menjadi Waspada terjadi pada tanggal 20 September 2010. Sebulan kemudian, pada tanggal 21 Oktober 2010, statusnya berubah menjadi Siaga dan yang kemudian menjadi Awas pada level tertinggi, namun empat hari kemudian pada 25 Oktober 2010, hanya sehari sebelum Merapi ‘meletus’.
Waspada delapan gunung merapi
Merapi adalah satu dari gunung berapi di negeri ini yang paling sering "meletus". Para ahli gunung berapi mengelompokkannya dalam gunung berapi yang sering meletus, namun itu ada beberapa dalam kategori A(aktif), Sedangkan gunung berapi yang tidak aktif dikelompokan dalam gunung kategori B(waspada). Sejumlah gunung berapi yang bertipe A, yang selama ini diawasi oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Dengan meletusnya Gunung Sinabung yang masuk kategori B(waspada), Pada hari, Minggu 29 Agustus lalu, sebagian pemerintah juga sudah mewaspadai gunung kategori B tersebut.
Dan kini ada beberapa delapan gunung kategori A, sudah masuk dalam tahap waspada. Gunung-gunung itu adalah Gunung Sinabung, Gunung Talang, Gunung Anak Krakatau, Gunung Papandayan, Gunung Slamet, Gunung Dieng, Gunung Semeru, dan Gunung Bromo.
Ada satu gunung lagi yang lebih tinggi levelnya yaitu Gunung Karangetang di Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. Gunung ini berstatus Siaga. Gunung ini pernah meletus pada hari, Jumat 6 Agustus 2010. Gunung Merapi Karangetang dan 8 delapan gunung lainnya, kini sedang dipantau ketat oleh pemerintah.
Selain dipantau ketat oleh pemerintah, warga pun di sekitarnya juga perlu bersiaga, akan adanya gunung meletus susulan, sebabnya akan terjadinya aktivitas gunung-gunung itu sulit diprediksi. ” Status waspada kita berikan karena kawah gunung tidak dalam kondisi aman untuk didekati.
Jumat 29 Oktober 2010.
Gunung Anak Krakatau, semenjak 2007 kerap mengeluarkan lavar pijar, walaupun volumenya masih rendah.dan Letusan kecil juga sering terjadi. Untuk sementara itu, jika letusan masih kecil, tidak berbahaya. Sebabnya, Pemukiman terdekat jaraknya sekitar 46 kilometer dari kawah gunung tsb.
Gunung belakangan ini juga sering "meletus" adalah gunung Semeru di Jawa Timur. Gunung Semeru kini giat membangun sebuah kubah lavar, yang terkadang diikuti guguran lavar pijar dan hujan abu. Gunung tersebut dalam status awas ataupun waspada, karena bisa mengakibatkan gunung tersebut bersifat aktif. Pemerintah jawa agar untuk meminta warga disekitar pengungsian untuk menjauhi puncak mentawai tersebut..
Bumi bergerak
Bumi yang kita huni ini terus bergerak setiap saat dan setipa jam, namun dalam pergerakan bumi tersebut, tidak bisa diprediksi, tapi bisa saja membuat meningkatkan aktivitas gunung-gunung itu secara bersamaan. Beberapa Konsekuensi pergerakan lempengan dan gempa tektonik bisa memicu letusan gunung berapi kembali. Dan yang bisa mengakibatkan Gempa bumi tektonik yang menjadi letusan gunung berapi. Yang dikarenakan ada 2 lempengan yang bergeser,yang bisa mengakibatkan gempa bumi tersebut menjadi aktif..
1.1 Kesimpulan
Sebaiknya warga Yogyakarta lebih waspada terhadap abu vulkanik yang melanda desa tsb. Agar tidak terjadinya korban- korban meletusnya gunung merapi. Dan pemerintah yogya seharusnya lebih mengamati situasi korban di penggusian.
1.2 Saran
Saran saya, sebaiknya warga di Yogyakarta dan sekitarnya sebaiknya memberikan bantuan,agar pengungsian disana tidak kelaparan,kedinginan. Dan perintah seharusnya secepatnya membersihkan perkampungan dan pedesaan yang terkena abu vulkanik.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alamhttp://debydeboy.blogspot.com/2010/12/I.%Kondisi sosial masyarakat yogyakarta.htmlhttp://debydeboy.blogspot.com/2010/12/I.%2kondisi masayrakat yogyakarta.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar